seribu malam kelam terlewati
tanpa perdulikan panas maupun hujan badai
bergelut nafsu demi rupiah yang tak pasti
gerombolan penikmat birahi datang silih berganti
menindih tubuh tanpa belas kasih
tak perduli tatapan nista kalian semua
kujalani demi perut si buah hati
saat fajar menyingsing di ufuk timur
tandai bergantinya hari, terangi hati
adzan subuh antar kukembali
tuk capai peraduan mimpi
sampai kapan harus hadapi segala caci maki
bertahan dari cengkraman malam tak pasti
akankah secercah sinar purnama damaikan hati
coba tuk perbaharui diri, terlahir kembali
ps.terinspirasi dari pekerja seks semarang semoga kembali kejalan-NYA
0 Comments:
Post a Comment
<< Home