
bangku kayu di taman penantian masih seperti kemarin
lelaki muda itu duduk tak jemu terlelap dalam kesunyian
menikmati ilalang yang terombang ambing dihempasan angin
layaknya hati yang terbolak balik
mengamati sepasang angsa yang bercengkrama mesra di danau
menyisa riak-riak air yang mengombak ketepian kegamangan
berteman kepulan asap membubung membelah udara yang seketika menghampa
tembakau yang terbungkus rapi berangsur jadi debu yang berserakan
ketika senja merayap menjelang malam lelaki muda berajak pulang
dengan hati tengadah basah
esok kembali lagi lanjutkan ritual tak bertepi seperti kemarin dan kemarinnya lagi berteman bangku kayu, tembakau dan kepulan asap
menanti pujaan hati yang tak pernah bisa mengikat janji
terkurung waktu di tubir usia yang semakin meninggi
0 Comments:
Post a Comment
<< Home