
percakapan singkat lelaki dan rembulan pada malam gelap gulita
kala sang rembulan bercahaya redup berbentuk sabit
lelaki : "hai rembulan, mengapa engkau tak pernah sudi
menerangi jalan gelapku?"
rembulan : "bukannya aku tak mau hai lelaki kesepian,
tapi aku tak punya sinar untuk terangi jalanmu.
aku cuma punya sinar yang kupantulkan dari matari."
lelaki : "bukankah dengan cahaya pantulan itu engkau bisa
terangi jalanku?"
rembulan : "tidak bisa, aku cuma dapat sinar sempurna beberapa
hari dalam sebulan. selebihnya aku cuma bercahaya
redup takkan bisa terangi jalanmu. malah akan
membuatmu tersesat dinaunganku."
lelaki : "aku tidak perduli rembulan aku hanya ingin cahayamu
terangi langkahku, walau hanya sesaat saja. aku akan
menanti engkau bercahaya kembali pada bulan berikutnya."
rembulan : "ah, kau tak pernah mengerti. aku tidak bisa lelaki malang, kalaupun aku bercahaya sempurna badai kabut kelam selalu mengungkungi langit merenggut semua cahayaku kau akan tersesat, kau akan terjembab, aku tak mau itu terjadi padamu."
lelaki : "baiklah rembulan aku memang tak seharusnya memaksamu,
kita mempunyai jalan yang berbeda, maafkan aku yang selalu
mengganggu langkahmu. saat ini aku akan pergi, pergi pada
gelap menghampiri kelam buram, berharap temukan
lentera yang mungkin bisa terangi jalanku."
sang lelaki melangkah pergi menyusuri pekat malam tertatih tanpa
arah, terseok dan terjembab dalam kubangan gelap gulita
0 Comments:
Post a Comment
<< Home