kita saksikan tanah sepetak itu kosong tersekat waktu
lalu kita menguras peluh menyusun rapuh bebatu
kala surya meninggi menyengat keras dan fana
sesaat detik terhenti di antara segala daya
kita saksikan rumah batu itu tegar menanti
kita meyakinkan hati
sampai bisa kita menerima segala yang akan tiba
sampai siap kita menerima seberkas rencana
kita saksikan rumah batu itu menunggu dalam tanya
saat kita mencoba setia sebelum sesal terlambat tiba
sebelum nafsu mengambang mengaburkan batas ruang
dan kita tergoda hingga akal terbang melayang
kita saksikan puing-puing rumah batu itu
tiada sanggup menahan angin menderu
sewaktu cuaca mengeluh
seketika musim pun teduh
0 Comments:
Post a Comment
<< Home